moservice.id – Polemik soal bahan bakar terbarukan di Indonesia kini memasuki babak baru yang mana ada wacana dari Pemerintah untuk mencoba mencari bahan bakar alternatif yang bisa digunakan.
Salah satu yang akan diuji coba adalah Bioetanol yang berasal dari campuran debu dan jagung.
Bioetanol sukses dikembangkan oleh Brazil pada tahun 2023 dengan memproduksi 38 miliar liter bioetanol yang membuatnya mampu mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan.
Hal ini membuat Brazil menjadi salah satu raksasa produsen bioetanol dunia yang berhasil mengembangkan alternatif bahan bakar kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Tidak Hanya itu, berdasarkan informasi dari CNBC Indonesia, di Thailand, SPBU yang bisa menjual E85 untuk kendaraan motor dan mobil (campuran bahan bakar etanol 85% dan 15% bensin) akan diberikan insentif khusus, pungkas Saleh dala acara Energy Corner CNBC Indonesia.
Baca juga: Sederet Mobil Listrik BYD yang Mampu Menjangkau Jarak Lebih dari 400 KM. Ini 4 Rekomendasinya!
Senada dengan hal itu, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengatakan bahwa Indonesia perlu melakukan pengembangan program bahan bakar dengan mencampur Bahan Bakar Nabati (BBN) bioetanol sebanyak 20% pada tahun 2024 ini.
Hal ini sebetulnya juga sudah sesuai dengan Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2015 yang mana aturan penggunaan bioetanol sudah diatur sebanyak 20% yang akan dicampurkan ke dalam BBM subsidi dan non subsidi seperti Pertamax dan Pertalite.
Sekarang, tinggal bagaimana kesiapan sisi infrastruktur dan genjot produksi yang bisa dilakukan dari dalam negeri.
Menurut informasi dari Kementerian ESDM, Indonesia saat ini baru bisa mencapai produksi sebanyak 40 ribu kiloliter bioetanol saja.
Sumber gambar: https://ebtke.esdm.go.id/post/2023/08/03/3565/implementasi.terbatas.bahan.bakar.nabati.bioetanol.e5.segera.dimulai?lang=id