back button

Ban Motor Mudah Retak? Ini Penyebabnya

Ditulis oleh : moservice,

24 Feb 2025

fbtwitterwhatsapp
Ban Motor Mudah Retak? Ini Penyebabnya

moservice.id – Saat melakukan service motor, apakah Anda pernah melihat bagaimana kondisi ban motor? Apakah masih bagus atau sudah aus tapak alur bannya?

Ban motor yang masih dalam kondisi prima, bisa dilihat dari kondisi fisik yang Kedalaman alur ban atau tread masih dalam batas yang ditentukan pabrik serta rambut ban yang masih panjang.

Bila tidak, maka dipastikan bahwa ban motor sudah mulai usang atau aus. Apalagi jika sudah muncul retakan, maka ban motor harus segera diganti.

Sebelum muncul retakan, biasanya ban motor sudah akan menunjukkan ciri-cirinya, mulai dari:

  • Timbul retakan halus atau kasar pada dinding samping atau permukaan ban.
  • Perubahan warna atau tekstur pada ban.
  • Munculnya benjolan atau tonjolan pada ban.

Retakan pada ban tidak hanya mengurangi performa kendaraan, tetapi juga bisa berbahaya bagi keselamatan. 

Lalu, apa sebenarnya penyebab ban motor retak? Ada beberapa faktor yang membuat ban motor mengalami retak.

1. Usia Ban yang Sudah Tua

Salah satu penyebab utama ban motor retak adalah usia ban yang sudah tua. Ban memiliki masa pakai tertentu, biasanya sekitar 3-5 tahun, tergantung pada intensitas penggunaan dan perawatan. 

Seiring waktu, karet ban akan mengalami penurunan elastisitas dan kekuatan, sehingga mudah retak. Ban yang sudah berusia lebih dari 5 tahun cenderung lebih rentan terhadap retakan, bahkan jika tread (alur ban) masih terlihat baik.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Selalu periksa tanggal produksi ban yang tertera pada kode DOT (Department of Transportation).

Jika ban sudah melewati batas usia yang disarankan, segera ganti dengan yang baru.

2. Paparan Sinar Matahari dan Cuaca Ekstrem

Seiring berjalannya waktu, material karet yang menjadi bahan dasar pembuatan ban akan mengalami degradasi akibat paparan sinar UV, panas, dan perubahan cuaca ekstrem. 

Sinar matahari yang terik, terutama di iklim tropis seperti Indonesia, dapat mempercepat proses oksidasi dan pengeringan karet, membuatnya kehilangan elastisitas dan rentan retak.

Paparan sinar UV secara terus-menerus dapat menyebabkan karet ban mengeras dan kehilangan fleksibilitasnya. 

Hal ini terutama terjadi pada motor yang sering diparkir di luar ruangan tanpa perlindungan. Selain itu, cuaca ekstrem seperti hujan deras atau suhu panas yang tinggi juga dapat mempercepat proses penuaan ban.

Ban yang terpapar sinar UV selama lebih dari 6 jam sehari memiliki risiko retak 40% lebih tinggi dibandingkan ban yang disimpan di tempat teduh.

Perubahan suhu yang drastis juga dapat menyebabkan karet ban mengembang dan menyusut secara berulang, yang pada akhirnya memicu retakan.

Disarankan untuk memarkir motor di tempat teduh atau gunakan cover motor untuk melindungi ban dari paparan sinar matahari langsung.

3. Tekanan Angin yang Tidak Sesuai

Tekanan angin yang terlalu rendah membuat ban lebih mudah tertekan dan bergesekan dengan permukaan jalan, sementara tekanan angin yang terlalu tinggi membuat ban menjadi kaku dan rentan pecah.

Periksa tekanan angin secara rutin, minimal seminggu sekali, dan pastikan sesuai dengan rekomendasi pabrik yang tertera pada buku manual atau stiker di bodi motor.

Baca juga: Mudah Dikenali! Ini 7 Ciri Ban Motor Aus dan Perlu Diganti

4. Beban Berlebihan

Membawa beban berlebihan juga dapat menyebabkan ban retak. Beban yang melebihi kapasitas ban akan membuatnya bekerja lebih keras, sehingga karet ban menjadi lebih rentan terhadap kerusakan.

Sebuah studi yang dilakukan oleh lembaga keselamatan berkendara di Eropa menemukan bahwa beban berlebihan dapat meningkatkan risiko retak ban hingga 30%, terutama pada ban belakang yang menanggung beban lebih besar.

Selalu perhatikan kapasitas maksimal beban yang dapat ditanggung oleh motor Anda. Hindari membawa barang melebihi kapasitas yang disarankan.

5. Bahan Kimia dan Oli

Bahan kimia seperti oli, bensin, atau cairan pembersih tertentu dapat merusak struktur karet ban.

Jika ban sering terkena tumpahan bahan kimia, karetnya akan mengalami degradasi dan menjadi lebih mudah retak.

Hindari penggunaan bahan kimia yang tidak ramah untuk ban. Jika ban terkena tumpahan oli atau bensin, segera bersihkan dengan air dan sabun ringan.

6. Kualitas Ban Kurang Bagus

Tidak semua ban dibuat dengan kualitas yang sama. Ban dengan kualitas rendah cenderung menggunakan bahan baku karet yang kurang baik, sehingga lebih rentan retak meskipun masih baru.

Beberapa merek ban murah yang beredar di pasaran ternyata tidak memenuhi standar keamanan internasional. 

Pilih ban dari merek terpercaya dan pastikan memiliki sertifikasi keamanan seperti DOT, ECE, atau SNI.

Baca juga: Awas! Ini 6 Penyebab Ban Motor Benjol yang Jarang Disadari

7. Kondisi Jalanan Rusak

Jalan yang berlubang, berbatu, atau penuh dengan kerikil dapat menyebabkan ban mengalami tekanan berlebih dan akhirnya retak. Terutama jika pengendara sering melewati jalan yang tidak rata dengan kecepatan tinggi.

Cobalah untuk menghindari jalanan yang rusak atau berkendara dengan kecepatan yang sesuai untuk mengurangi tekanan pada ban.

Retakan pada ban motor tidak boleh dianggap sepele karena dapat membahayakan keselamatan berkendara. 

Dengan memahami faktor-faktor ini dan melakukan perawatan rutin, Anda dapat memperpanjang usia ban dan menjaga keselamatan di jalan.

Bagi Anda yang ingin mengganti ban motor, bisa dilakukan melalui bengkel ganti ban motor Moservice.id.

Dapatkan promo ganti ban motor, ambil vouchernya di sini.

Pilih area / Kota

Pilih Merek
Jenis Bengkel

Bengkel Rekomendasi

Moservice Logo

Promo

Tentang Moservice

Gabung Jadi Mitra

Artikel

Kebijakan Privasi

Pertanyaan Umum

Hubungi Kami

[email protected]

(021)3190 2000

icon_facebookicon_youtubeicon_instagramicon_tiktok