moservice.id – Siapa yang pernah melihat tetesan oli di bawah mobil kesayangan? Pasti saat melihatnya, kita akan merasa khawatir dan pikiran langsung tertuju pada kerusakan apa yang terjadi sehingga membuat oli pada mobil merembes keluar.
Tahukah Anda bahwa penyebab oli mobil rembes bisa jauh lebih kompleks dan terkadang tidak terdeteksi oleh pemeriksaan visual sederhana?
Ibarat masalah kesehatan yang tidak boleh diabaikan, kebocoran oli, sekecil apapun, dapat menjadi indikasi adanya masalah yang lebih serius dan berpotensi merusak komponen mesin jika tidak segera ditangani. Hal ini tentu akan cukup memakan biaya besar untuk memperbaikinya.
Memang benar, usia dan pemakaian mobil berperan besar dalam potensi kebocoran oli. Seal dan gasket yang terbuat dari karet atau material lain lama kelamaan bisa mengeras, retak, atau kehilangan elastisitasnya akibat terpapar panas dan tekanan ekstrem di dalam mesin.
Terkadang, rembesan oli tidak langsung terlihat berupa tetesan di lantai garasi. Ada beberapa indikasi lain yang perlu Anda perhatikan:
- Bau Oli Terbakar: Jika Anda mencium bau oli terbakar saat mobil berjalan, kemungkinan ada oli yang menetes ke komponen mesin yang panas seperti knalpot atau manifold.
- Asap Putih dari Knalpot: Asap putih tebal yang keluar dari knalpot bisa menjadi indikasi oli bocor ke ruang pembakaran. Ini adalah masalah serius yang perlu segera ditangani.
- Kerak Hitam di Lubang Knalpot: Adanya jelaga atau kerak hitam berminyak di sekitar lubang knalpot juga bisa menjadi tanda oli terbakar di dalam mesin.
- Rembesan di Blok Mesin: Perhatikan dengan seksama area sekitar sambungan antar komponen mesin, seperti antara blok mesin dan kepala silinder. Rembesan oli yang membentuk lapisan tipis dan kotor bisa menjadi indikasi kebocoran halus.
- Penurunan Level Oli yang Cepat: Jika Anda mendapati level oli pada dipstick seringkali berkurang drastis meskipun tidak ada tetesan yang jelas di lantai, kemungkinan ada rembesan internal atau kebocoran yang tidak terlihat.
- Suara: Terdengar suara mendesis atau mendidih dari area mesin, yang bisa jadi merupakan oli yang menetes ke permukaan yang panas
Ketika terjadi kebocoran oli dan level oli mesin menurun di bawah batas yang ditentukan, konsekuensinya bisa sangat merugikan.
Kurangnya pelumasan akan menyebabkan gesekan antar komponen meningkat secara signifikan, mempercepat keausan dan bahkan kerusakan permanen pada bagian-bagian penting mesin.
Kondisi ini dalam jangka panjang dapat berujung pada kebutuhan untuk melakukan “turun mesin” atau overhaul, sebuah perbaikan besar yang melibatkan pembongkaran mesin dan penggantian banyak komponen dengan biaya yang tidak sedikit.
Selain risiko kerusakan mesin, kekurangan oli juga dapat menyebabkan mesin menjadi lebih panas karena kemampuannya untuk mendinginkan mesin berkurang.
Berikut ini berbagai penyebab oli mobil merembes keluar dari mesin.
1. Kualitas Oli yang Rendah
Penggunaan oli dengan viskositas yang tidak sesuai dengan spesifikasi mobil Anda dapat memberikan tekanan berlebih pada seal dan gasket, mempercepat keausannya, dan memicu rembesan.
2. Tekanan Crankcase Berlebih
Crankcase adalah ruang di bawah piston. Normalnya, tekanan di dalam crankcase harus dijaga agar tidak berlebihan.
Namun, jika sistem ventilasi crankcase (PCV valve) tersumbat atau rusak, tekanan bisa meningkat dan memaksa oli keluar melalui celah-celah lemah, termasuk seal dan gasket yang masih relatif baru.
3. Kerusakan Komponen
Selain seal dan gasket utama, ada komponen-komponen kecil lain yang juga berperan dalam mencegah kebocoran oli, seperti O-ring pada sensor atau switch oli.
Kerusakan kecil pada komponen ini bisa menjadi sumber rembesan yang sulit dideteksi tanpa pemeriksaan menyeluruh.
Baca juga: 5 Tanda Oli Mobil Mulai Berkurang
4. Pengisian Oli yang Berlebihan (Overfilling)
Mengisi oli melebihi batas maksimal pada dipstick dapat menyebabkan tekanan berlebih di dalam sistem pelumasan.
Tekanan ini dapat memaksa oli keluar melalui berbagai titik lemah, termasuk ventilasi crankcase atau bahkan seal yang masih baik.
5. Masalah pada Tutup Pengisian Oli
Tutup pengisian oli yang tidak tertutup rapat atau rusak dapat menjadi jalur keluarnya oli, terutama saat mesin bekerja dan tekanan di dalam crankcase meningkat.
Pemeriksaan rutin terhadap kondisi dan kekencangan tutup pengisian oli adalah langkah pencegahan yang mudah namun efektif.
6. Kerusakan pada Pendingin Oli (Oil Cooler)
Beberapa kendaraan, terutama yang dilengkapi dengan turbocharger atau digunakan untuk beban berat, memiliki pendingin oli untuk menjaga suhu oli tetap optimal.
Kebocoran dapat terjadi pada unit pendingin oli itu sendiri, selang-selang penghubungnya, atau seal pada sambungannya.
Pendingin oli, terutama yang lebih tua atau memiliki komponen plastik seperti yang disebutkan dalam, rentan terhadap keretakan dan kebocoran akibat tekanan dan perubahan suhu.
Baca juga: 3 Penyebab Lampu Indikator Oli Menyala Saat RPM Rendah
7. Kerusakan pada Sensor Tekanan Oli
Sensor tekanan oli bertugas memantau tekanan oli mesin dan mengirimkan sinyal ke lampu peringatan di dasbor.
Sensor ini sering kali terbuat dari material plastik yang dapat retak atau bocor seiring waktu, terutama akibat paparan panas mesin.
8. Kerusakan pada Kepala Silinder atau Blok Mesin
Meskipun jarang terjadi, keretakan pada kepala silinder atau blok mesin, yang sering disebabkan oleh overheating parah atau suhu beku yang ekstrem, dapat menciptakan jalur bagi oli untuk bocor baik secara internal (misalnya ke ruang bakar atau saluran pendingin) maupun eksternal.
9. Gasket dan Seal yang Aus
Gasket dan seal adalah komponen penting yang berfungsi mencegah kebocoran cairan, termasuk oli, dari dalam mesin.
Komponen ini biasanya digunakan di antara dua permukaan statis, seperti antara blok mesin dan kepala silinder, untuk menciptakan segel yang rapat.
Sementara itu, seal digunakan untuk mencegah kebocoran di sekitar komponen yang bergerak, seperti poros engkol dan poros kem.
Seiring berjalannya waktu, material karet atau silikon yang membentuk gasket dan seal dapat mengalami degradasi akibat paparan suhu tinggi, tekanan yang berubah-ubah di dalam mesin, serta interaksi kimia dengan oli.
Beberapa area yang paling sering mengalami masalah kebocoran akibat gasket dan seal yang aus meliputi gasket penutup katup (di bagian atas mesin), gasket kepala silinder (antara blok mesin dan kepala silinder), gasket bak oli (di bagian bawah mesin), seal poros engkol (di bagian depan dan belakang poros engkol), dan seal poros kem (pada mesin dengan mekanisme katup di atas).
Jumlah gasket dan seal yang banyak dalam sebuah mesin menunjukkan bahwa potensi kebocoran akibat komponen-komponen ini cukup tinggi seiring dengan pemakaian kendaraan.
10. Filter Oli Tidak Berfungsi Normal
Filter oli yang sudah terlalu tua, tersumbat oleh kotoran, rusak secara fisik, atau bahkan tidak terpasang dengan benar dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk kebocoran oli dari rumah filter atau sealnya.
Ketika filter tersumbat, oli dapat melewati jalur bypass tanpa tersaring, sehingga oli yang kotor tetap bersirkulasi.
Selain itu, filter oli mobil yang rusak atau tidak terpasang dengan baik dapat menyebabkan tekanan pada sistem pelumasan menjadi tidak stabil dan memicu kebocoran.
Oleh karena itu, mengganti filter oli setiap kali mengganti oli mesin pilihan yang bisa dipertimbangkan.
Filter oli yang berfungsi dengan baik tidak hanya menjaga kebersihan oli tetapi juga mencegah tekanan berlebih yang dapat merusak seal dan gasket di bagian lain mesin.
Baca juga: Mengenal 5 Fungsi Filter Oli Mobil yang Sebaiknya Diketahui
11. Tidak Rekatnya Baut Pembuangan Oli
Baut pembuangan oli terletak di bagian bawah bak oli dan berfungsi sebagai penutup lubang tempat oli lama dikeluarkan saat penggantian oli.
Jika baut ini tidak dikencangkan dengan benar setelah penggantian oli, ulirnya rusak, atau ring penutup (sealing washer/ring) yang berfungsi untuk mencegah kebocoran sudah aus atau hilang, maka oli dapat merembes atau menetes keluar.
Penggunaan ring penutup yang baru setiap kali penggantian oli sangat disarankan untuk memastikan segel yang rapat.
Proses penggantian oli yang sering melibatkan pembukaan dan penutupan baut ini menjadikannya titik yang rentan terhadap kebocoran jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan dengan komponen yang tepat.
12. Kerusakan pada Tempat Oli
Bak oli, yang terletak paling bawah di mesin, berfungsi sebagai wadah penampung oli mesin . Posisinya yang rendah membuatnya rentan terhadap kerusakan fisik akibat benturan dengan benda-benda di jalan seperti batu, polisi tidur, atau lubang.
Benturan keras dapat menyebabkan retakan, lubang, atau penyok pada bak oli, yang dapat mengakibatkan kebocoran oli yang signifikan.
Bahkan penyok kecil pun dapat mengganggu kerapatan segel dengan baut pembuangan atau gasket bak oli. Kondisi “baut carter oli” (baut bak oli) yang disebutkan dalam dan juga mengindikasikan area rentan di bagian bak oli.
13. Kondisi Jalan dan Gaya Berkendara
Jalan yang rusak parah dengan banyak guncangan dapat memberikan tekanan ekstra pada komponen-komponen mesin, termasuk bak oli (oil pan).
Benturan keras akibat jalan berlubang atau polisi tidur yang dilewati dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan retakan halus pada bak oli yang menjadi sumber rembesan oli jangka panjang.
Gaya berkendara agresif dengan akselerasi dan deselerasi mendadak juga dapat memberikan tekanan lebih pada sistem pelumasan.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Oli 10w 30 dan 10w 40 untuk Kendaraan
14. Korosi dan Kerusakan Akibat Faktor Lingkungan
Lingkungan yang lembap atau paparan garam (terutama di daerah pesisir) dapat menyebabkan korosi pada komponen-komponen logam di sekitar sistem pelumasan, termasuk baut dan fitting. Korosi ini dapat mengganggu kekencangan sambungan dan memicu rembesan oli.
Lokasi Umum Kebocoran Oli Mobil
Lokasi Kebocoran | Kemungkinan Penyebab |
Bagian depan mesin | Seal poros engkol, seal pompa oli, seal kompresor |
Bagian bawah mesin dekat bagian depan | Seal poros engkol, seal gearbox |
Bagian tengah bawah mesin | Bak oli, gasket bak oli, baut pembuangan oli |
Bagian belakang mesin atau menetes dari tempat oli transmisi | Seal poros engkol (bagian belakang), kebocoran transmisi |
Dekat roda depan kanan | Seal kompresor |
Dekat roda belakang | Seal gardan, seal as roda belakang |
Ujung knalpot | Seal klep mesin, ring piston |
Di bawah filter oli | Seal filter oli, filter oli yang tidak kencang atau rusak |
Baca juga: 5 Cara Mudah Cek Oli Mesin Mobil dengan Dipstick
Tips Mencegah Kebocoran Oli Mobil
Meskipun beberapa faktor penyebab rembesan oli tidak bisa dihindari sepenuhnya, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan:
- Rutin Melakukan Penggantian Oli: Ikuti jadwal penggantian oli yang direkomendasikan pabrikan dan gunakan oli dengan kualitas dan viskositas yang tepat.
- Periksa Kondisi Seal dan Gasket Secara Berkala: Saat melakukan servis rutin, mintalah mekanik untuk memeriksa kondisi seal dan gasket. Segera ganti jika ditemukan tanda-tanda kerusakan atau keausan.
- Perhatikan Level Oli Secara Teratur: Lakukan pengecekan level oli secara berkala, terutama sebelum melakukan perjalanan jauh.
- Hindari Pengisian Oli yang Berlebihan: Isi oli sesuai dengan batas maksimal yang tertera pada dipstick.
- Rawat Sistem Ventilasi Crankcase (PCV Valve): Pastikan PCV valve berfungsi dengan baik. Jika tersumbat, segera bersihkan atau ganti.
- Berkendara dengan Hati-hati: Hindari jalan rusak parah sebisa mungkin dan lewati polisi tidur dengan kecepatan rendah.
- Lakukan Perawatan Berkala di Bengkel Terpercaya: Pilih bengkel yang memiliki reputasi baik dan mekanik yang berpengalaman untuk melakukan perawatan dan perbaikan mobil Anda.
Rembesan oli pada mobil bisa menjadi indikasi adanya masalah yang lebih serius pada mesin.
Dengan memahami berbagai penyebabnya, Anda dapat menjaga mobil kesayangan tetap prima dan terhindar dari biaya perbaikan yang tidak terduga.
Moservice.id bisa membantu menemukan bengkel mesin mobil untuk mengatasi masalah oli mobil yang bocor agar tidak merembes keluar.
Dapatkan voucher service mesin mobil yang bisa digunakan di semua bengkel rekanan Moservice.id yang ada di seluruh Indonesia.