moservice.id – Salah satu komponen mobil yang rentan rusak ketika terendam banjir adalah power steering.
Power steering lebih rentan rusak jika sudah menggunakan sistem elektrik karena bisa mengakibatkan korsleting bila terendam banjir.
Lalu, muncul pertanyaan apakah artinya power steering hidrolik lebih tangguh menghadapi banjir dibanding elektrik?
Anggapan itu muncul lantaran power steering hidrolik bekerja secara mekanikal tanpa menggunakan sistem elektrik.
Power steering hidrolik mengandalkan tekanan dari oli power steering untuk membelokkan roda mobil.
Adapun di luar akibat terkena banjir, power steering juga bisa mengalami kerusakan karena sebab lain.
1. Stir Terasa Berat
Biasanya ada gejala yang bisa dirasakan oleh pengemudi. Gejala pertama yakni kemudi yang terasa berat. Hal ini karena cairan power steering yang berkurang.
Power steering bekerja optimal dengan cairan yang memberikan tekanan pada piston di dalam rumah kemudi.
Jika cairan berkurang, jumlah gaya yang dihasilkan piston akan turun. Pada saat itu terjadi, kemudi akan terasa berat dan power steering tidak banyak membantu memutar roda depan.
Baca juga: Bagian Mobil yang Berpotensi Mengalami Kerusakan Usai Terendam Banjir
2. Sulit Memutar Stir
Sistem power steering bisa bekerja karena didukung oleh sabuk power steering (power steering belt) untuk mengoperasikan pompa penyalur minyak power steering ke rumah setir.
Setiap sabuk pemutar rentan masalah jika tidak diganti secara berkala, seperti rusak, longgar, bahkan putus. Alhasil ketika sabuk power steering rusak, maka pengemudi akan kesulitan memutar setir.
3. Sulit Mengendalikan Stir
Gejala ketiga yakni kemudi sulit diarahkan. Di dalam rumah kemudi terdapat mekanisme rack and pinion yang memutar roda dan dilumasi fluida power steering.
Setelah penggunaan dalam waktu yang lama, komponen mekanis di dalamnya bisa rusak dan aus.
Pada saat itu terjadi, kemudi akan lebih sulit diarahkan. Ciri rumah setir bermasalah biasanya kemudi terasa berat saat mobil baru dinyalakan.
Setelah cairan power steering bisa melumasi seluruh bagian, barulah kemudi terasa ringan kembali.
Selain tiga gejala di atas, power steering yang bermasalah juga bisa dirasakan dengan munculnya suara mendengung. Suara mendengung ini biasanya disebabkan karena selang yang telah aus atau pompa bocor.
Baca juga: Tanda Power Steering Mobil Mulai Bermasalah, Kenali Gejalanya
Alasan Power Steering Hidrolik Dianggap Lebih Tahan Banjir
- Komponen yang Lebih Sederhana dan Mekanis: Sistem power steering hidrolik bekerja menggunakan tekanan fluida (oli) yang dihasilkan oleh pompa mekanis yang terhubung ke mesin. Komponen utamanya adalah pompa, reservoir minyak, selang, dan silinder hidrolik. Tidak ada komponen elektronik vital yang rentan terhadap korsleting akibat air.
- Tidak Ada Motor Listrik di Posisi Rawan: Berbeda dengan power steering elektrik (EPS) yang menggunakan motor listrik untuk membantu putaran kemudi, sistem hidrolik tidak memiliki komponen elektrik di dekat roda atau bagian bawah mobil yang mudah terendam banjir. Motor listrik pada EPS jika terendam air dapat mengalami kerusakan atau korsleting.
- Pengalaman dan Bukti Historis: Mobil-mobil keluaran lama umumnya menggunakan power steering hidrolik, dan sistem ini terbukti cukup andal dalam berbagai kondisi, termasuk genangan air yang tidak terlalu tinggi.
Power steering hidrolik memang cenderung lebih tahan terhadap kerusakan langsung akibat terendam air dibandingkan power steering elektrik karena tidak memiliki komponen elektronik vital di posisi rawan.
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Power Steering Mobil Terasa Berat? Ini Jawabannya
Namun, bukan berarti sistem hidrolik sepenuhnya kebal terhadap banjir. Air dan kotoran tetap dapat menyebabkan kerusakan pada komponen mekanis, seal, selang, dan minyak power steering.
Oleh karena itu, meskipun risiko kerusakan langsung lebih rendah, pemilik mobil dengan power steering hidrolik tetap harus menghindari menerjang banjir sebisa mungkin dan segera melakukan pemeriksaan jika mobil terendam banjir.