moservice.id – Terdapat banyak sensor di bagian komponen mesin Electronic Fuel Injection (EFI). Salah satu dari sensor yang dimaksud adalah Camshaft Position Sensor atau yang disebut dengan CMPS.
Bagian sensor ini memiliki fungsi dalam mendeteksi posisi top dari kompresi di silinder nomor pertama. Proses pendeteksiannya memanfaatkan putaran di bagian poros camshaft guna menekan katup.
Apabila terdapat masalah di bagian sensor ini maka mobil bisa saja alami mati mendadak. Tidak heran bila pengemudi juga harus paham mengenai detail informasi dari sensornya.
Fungsi CMPS atau Camshaft Position Sensor
Keberadaan dari komponen ini adalah untuk mendeteksi posisi poros dari komponen camshaft. Dalam menjalankan peranan ini maka komponen memerlukan bantuan dari sensor CKP.
Sensor tersebut merupakan sensor poros engkol. Dengan memanfaatkan kedua komponen tadi maka indikator dapat mengetahui posisi silinder setiap kali berada di Titik Mati Atas (TMA).
Dari hasil pendeteksian posisi top silinder yang pertama maka hasilnya akan ditransfer menuju Electronic Control Unit (ECU).
Proses pengiriman data dilakukan melalui pemberian sinyal dan dari hasil data tadi maka ECU akan melakukan proses pengapian atau memulai penyemprotan bahan bakar dalam semua ruang bakar berdasarkan urutannya. Tidak heran kalau jika fungsi dari komponen yang satu ini sangat krusial.
Cara Kerja Camshaft Position Sensor (CMPS)
Komponen CMPS sangat mengandalkan mekanisme induksi elektromagnetik yang mana di dalam komponennya terdiri atas dua bagian.
Komponen pertama merupakan komponen yang diam dan komponen berikutnya komponen bergerak.
Seluruh part dari komponen sensornya terbuat dari bahan logam.
Bagian stator terbuat dari material magnet permanen. Mengenai mekanisme kerja dari komponen CMPS terbagi menjadi dua macam yakni:
1. Inductive Sensor
Setiap CMP Sensor tipe induktif di dalam komponennya terdapat coil inductive. Tahanan terdapat di dalam komponen sensor mulai dari 200 ohm sampai maksimal 2500 ohm.
Proses penghasilan tegangan berasal dari coil induktif yang dipicu dari adanya efek induksi elektromagnetik hasil kiriman ECU.
Hasil tegangannya dipengaruhi oleh dua faktor berupa jumlah tahanan dari induktif coil maupun kecepatan perputaran roda gigi trigger.
Jenis sensor tersebut sama sekali tidak memerlukan tegangan input sehingga mampu menghasilkan tegangan output sampai 1 atau 2 volt.
Tegangan sebesar 1 hingga 2 volt termasuk kecil bila dikirim ke ECU. Hal ini rentan mengalami gangguan frekuensi yang lebih tinggi di sistem pengapian.
Guna mengatasi permasalahan itu maka bagian CMPS dilapisi cable shield. Berkat cable shield, frekuensi yang lebih tinggi tidak akan sampai mengganggu frekuensi 1-2 volt tadi.
Baca juga: Apa Fungsi serta Perbedaan Crankshaft dan Camshaft pada Mobil?
2. Hall Effect Sensor
CMPS punya banyak perbedaan dibandingkan dengan tipe induktif. Sensor dengan jenis Hall Effect Sensor memerlukan tegangan input 5 volt atau 12 volt.
Besar dari tegangan output sama sekali tidak dipengaruhi oleh keberadaan medan magnet. Jenis sinyal yang dikeluarkan berupa sinyal digital.
Tinggi sinyal digital selalu sama tetapi frekuensinya yang berubah-ubah. Perubahan frekuensi sangat dipengaruhi oleh kecepatan putaran roda gigi trigger.
Jenis dari tegangan output dari CMPS Hall Effect Sensor jauh lebih kecil dibandingkan jenis induksi yakni sampai mili volt.
Tegangan kecil yang dihasilkan akan diperbesar dengan bantuan komponen tambahan yang disalurkan menuju ECU.
Lokasi Camshaft Position Sensor
Camshaft position sensor biasanya berlokasi tepat di bagian depan mesin. Sensornya di aplikasikan pada bagian tutup rantai timing.
Namun, sebagian dari mobil yang memiliki sensor ini ditempatkan pada belakang camshaft.
Lokasi ini sangat dekat dengan sensor temperatur air pendingin.
Namun, ada juga mobil-mobil tipe lainnya yang punya CMP Sensor dengan lokasi berbeda.
Contohnya ada pada mobil tipe EFI generasi pertama di mana sensor ini justru letaknya menyatu terhadap distributor.
Baca juga: Cara Memeriksa Run Out Camshaft dan Metode Pengukurannya
Tanda-Tanda Kerusakan Camshaft Position Sensor
Setiap komponen yang ada di mobil punya peluang mengalami kerusakan. Apalagi bagi mobil yang usianya sudah tua lebih dari 5 sampai 10 tahun.
Penyebab dari kerusakan sensor juga bisa disebabkan oleh kecelakaan. Penyebab lain dari komponen sensor ini rusak juga bisa diakibatkan oleh kebocoran minyak.
Setiap kerusakan dari CMPS pasti memberikan tanda-tanda.
A. Mobil Sulit Dinyalakan
Tiap kali tombol start sulit untuk ditekan maka dapat diartikan bahwa performa sedang menurun.
Walaupun memang tidak dapat selalu diartikan bahwa kesulitan menyalakan mobil saat menekan tombol start diakibatkan oleh kerusakan camshaft.
B. Lampu Check Engine Menyala
Lampu check engine menyala tetapi engine tidak dapat distarter, pengemudi mengalami masalah ketika pergantian gigi, akselerasi kecepatan mobil buruk, dan performa mesin menurun.
Cara Memeriksa Camshaft Position Sensor
Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi Camshaft Position Sensor yang rusak, yaitu:
- Cari letak dari sensornya pada mobil.
- Anda bisa melepaskan kabel yang melekat di bagian konektor.
- Gunakan kunci ukuran yang cocok supaya dapat melepas sensornya.
- Ganti komponen sensor dengan yang baru.
- Ganti seal oil dengan part yang baru untuk mencegah adanya rembesan oli.
- Kembali hubungkan kabel konektor dan pastikan terpasang dengan baik.
- Coba start mesin mobil Anda.
Cukup mudah bukan untuk memeriksa komponen sensor yang satu. Pastikan untuk selalu menerapkan langkah ini ketika Anda mendapati tanda-tanda kerusakan di bagian CMPS.
Bila Anda membutuhkan bantuan montir profesional, Anda bisa menggunakan layanan dari bengkel rekanan Moservice dengan membawanya ke bengkel mobil terdekat yang ada di kota Anda.